"Flaming Asia" atau “Menggali Sisi Asia yang bersemangat”. Dengan hasil karya sendiri, bulan Februari yang lalu kamimahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, melakukan Outbound Tour ke Vietnam, Thailand, Malaysia dan Singapore.
Vietnam. Malam pertama di Ho Chi Minh, kami menikmati pertunjukan Wayang Air atau sering disebut Water Puppet Show, dipentaskan dari dalam sebuah kolam dan diiringi taburan musik tradisional khas Vietnam. Untuk Aspek Sejarah kami memilih mengunjungi Cu Chi Tunnels sebagai highlights perang dari Vietnam. Merupakan terowongan bawah tanah milik Vietnam pada masa perang Amerika. Terbentang lebih dari 250km, lengkap dengan barak tentara, ruang amunisi, jebakan- jebakan, dapur, sumur, ruang tidur, rumah sakit, hingga sekolah bagi anak-anak. Baru beberapa menit berada di dalamnya, kami sudah tidak sanggup, tak terbayangkan bagaimana dahulu rakyat Vietnam bertahan hidup bertahun-tahun di dalam terowongan ini. Seorang wanita Vietnam memperagakan makanan yang dimasak dengan sangat sederhana supaya tidak ada asap maupun bau yang keluar ke permukaan.Hanya sekerat tipis tepung berwarna putih yang menjadi santapan sehari-hari para pejuang Vietnam. Setelah larut dalam ketegangan dan kesedihan suasana perang, selanjutnya kami mengunjungi Kuil Cao Dai, yang terletak di propinsi Tay Ninh dan berkeliling kota dengan mengunjungi Reunification Palace, Old Saigon Post Office, Notre Dame Cathedral, dan War Remnants Museum.
Malam terakhir ditutup dengan menikmati santap malam diatas cruise khas Vietnam, berlayar menyelusuri sungai Saigon dengan pemandangan kota Ho Chi Minh yang tampak indah terutama di malam hari.
Sà wàt dii! Tibalah kita di negara penuh senyum, Thailand. Satu-satunya negara di Asia yang tidak pernah terjajah bangsa lain. Perjalanan kami di Thailand dimulai dengan mengunjungi Khao Yai National Park sebagai aspek alam dalam tur kami, sebuah taman nasional seluas 2168km2 dan tercatat dalam UNESCO World Heritage Site. Terdapat Nam Tok Haew Suwat, air terjun indah yang dipakai sebagai lokasi syuting film The Beach. Dari alam, kami beranjak ke budaya, bukan melancong ke Thailand namanya kalau tidak singgah ke Pattaya dan menonton Alcazar Cabaret Show, dan mengunjungi Nong Nooch Village, tempat pentas kebudayaan masyarakat Thailand seperti Thai Boxing, tarian-tarian adat, dan pertunjukan gajah yang sangat menarik. Bagi penggemar buah-buahan atau durian monthong, bisa makan sepuasnya di Silver Lake Grape Farm and Fruit Garden. Dari Pattaya kami beranjak menuju ibukota Thailand, Bangkok. Sekali lagi aspek budaya dan agama sangat menonjol pada saat mengunjungi Grand Palace, Wat Arun, Reclining Budha, dan pertunjukan budaya yang sangat spektakuler, Siam Niramit, seperti sendratari Ramayana di kompleks Candi Prambanan, Jawa Tengah: tetapi Siam Niramit dipertunjukan di dalam panggung yang sangat besar dengan lebih dari 150 pemain dan 500 kostum yang berbeda, disajikan dengan Special Effect diluar dari apa yang anda bisa bayangkan, menceritakan tentang sejarah Thailand, kepercayaannya, adat istiadat, budaya, serta kehidupan di surga dan neraka. Sebelum melanjutkan perjalanan, waktu-waktu kosong kami isi dengan mengunjungi Suan Lum NightBazaar dan Mahboonkrong (MBK)untuk berbelanja.
Dari negara yang penuh dengan senyum, kita beranjak ke negara Jiran, Malaysia. Sungguh merupakan pengalaman baru bagi kami khususnya sebagai insan pariwisata yaitu bermalam di dalam bus pariwisata dari Thailand menuju Malaysia, via Hat Yai dan melewati perbatasan Sadao. Lama perjalanan kurang lebih 16 jam. Ya, lelah dan pegal, tetapi setimpal dengan pengalaman yang didapat. Dengan tetap semangat, kami langsung menuju pulau Penang, dengan Georgetown sebagai ibukotanya. Satu malam di Penang kami lewati dengan mengunjungi Kek Lok Si Temple, FortCornwallis, dan Snake temple. Tidak lupa juga kita kembali mengadu keahlian tawar-menawar kami di pasar malam yang tidak jauh dari pantai, Batu Ferringhi.
Untuk aspek hiburan, kami mengunjungi Genting Highlands. Sebuahtaman hiburan seperti Dunia Fantasi yang terletak di ketinggian 2000m diatas permukaan laut. Area permainan dibagi menjadi dua yaitu Outdoor, dan Indoor, sehingga anda bisa bayangkan bermain mengasah adrenalin diatas awan. Tidak lupa juga kami mengunjungi Batu Cave, sebuah kuil Hindu berbentuk gua besar didalam perbukitan kapur, yang terletak 13 km di sebelah Utara Kuala Lumpur.
Perjalanan kami di negeri Jiran dilanjutkan menuju pusat kota, Kuala Lumpur. Dimana terdapat menara kembar tertinggi di Dunia,Petronas Twin Tower. Setelah menikmati tur dalam kota, kami singgah di Putrajaya, yang merupakan pusat pemerintahan Malaysia yang baru; bernuasa modern, futuristik, tetapi tidak mengubah ciri khas dari negeri itu sendiri.
Hari terakhir di Malaysia kami bermalam di Melaka dengan mengunjungi tempat – tempat bersejarah seperti Stadthuys atau yang lebih dikenal dengan Dutch Administration Office, St Paul’s Church; sebuah gereja katolik milik Portugis yang dibangun pada tahun 1521, reruntuhan benteng A’Famosa atau Porta de Santiago yang dibangun oleh Alfonso de Albuquerque pada tahun 1512, dan Cheng Hoon Teng temple; sebuah kuil China tertua di Malaysia yang dibangun pada tahun 1646. Kami sempatkan juga untuk mengunjungi Jonker Street, sebuah jalan yang banyak menjual berbagai macam makanan dan jajanan khas Pecinan.
Melewati Johor Bahru, perjalanan kami akhiri dengan menuju negeri kecil nan unik, Singapore. Tur kami dibuka dengan mengunjungi Haw Par Villa, dan menuju maskot Singapore, Merlion Park. Sejenak kita berkeliling kota, tur kami ditutup dengan pengalaman tidak terlupakan, menaiki roda observasi terbesar di dunia, Singapore Flyer.
Dari Utara menuju Selatan perjalanan kami, penuh dengan pengalaman-pengalaman baru dari setiap detailnya, mulai dari segi ilmu pengetahuan, pembelajaran, komunikasi, hingga suka dukanya menjadikan tur ini sebagai momen yang tidak akan pernah terlupakan khususnya bagi kami mahasiswa D4 UPW (Usaha Perjalanan Wisata) kelas A, Angkatan 2006, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
nb: sebenerny ini artikel yg gw bwt n mao d muatin k surat kabar.. tp gk jd stelah mampertimbangkan bbrp hal. btw leave comment yak.. hehehe^^
Today I got my new Bicycle Black Tiger Deck, and I wanna review a bit..
That's one of the best deck from Bicycle.. legalized by the U.S Playing Card Company with UV 500 Air-Flow Finish, make it smooth and easy to controlled. It's fan very nicely, good for tricks and manipulation.. but it's little bit rough around the cards, very bad chipping.. and if we look to the back, the border looks wider on one side than the other side.. also I found some flaws in some cards.. +_+
The deck comes up with two advertising cards from Ellusionist, designed very cool.. the jokers are same as the bicycle regular deck.. Actually there are two kinds of Tiger Deck.. one with the white pips on all cards, and the others with the red pips on the red cards.. (mine is the red one..)
My goth catalyst, Nathan Jonas "Joey" Jordison, is American super-talented Heavy Metal musician, was born in Des Moines, Iowa, April 26, 1975.. He's a primary drummer for Slipknot and also guitarist and backup-vocalist for Horror Punk Supergroup Murderdolls. He's got his first drum kit at age 8, and now, he became one of the fastest drummers in Metal history.
His legendary white Japanese expressionless kabuki masks, now evolved with black scars and fake blood.. Joey's Drum Set
Pearl Reference series * 22 x 18" Bass Drum (x2) * 13 x 6.5" Snare Drum * 8 x 7" Rack Tom * 10 x 8" Rack Tom * 12 x 9" Rack Tom * 14 x 10" Rack Tom * 16 x 16" Floor Tom * 18 x 16" Floor Tom * 20" Gong Drum * 6x12 quarter tom * 6x15 quarter tom * 6x18 quarter tom * 6x21 quarter tom
Cymbals Paiste * 14" 2002 Wild Hats * 19" 2002 Wild China * 17" RUDE Crash/Ride * 8" Signature Splash * 6" Signature Splash * 10" Signature Splash * 18" RUDE Crash/Ride * 19" RUDE Crash/Ride * 13" Signature Heavy Hi-Hat * 20" 2002 Power Ride * 21" 2002 Wild China * 15" 2002 Wild China * 18" RUDE China * 13" Signature Mega Cup Chime
Electronics ddrum * Triggers * Roland V-Drums
Heads Remo
Sticks Pro-Mark * TX515W Joey Jordison Model
No reason for him to choose #1 in Slipknot initials, because for me, he's the craziest, the fastest, and the sickest drummer ever.. he deserve to be a number ONE! no doubt about it!
Band rock alternatif yang dibentuk 11 November 1992. sejak terbentuk, Netral hanya terdiri dari 3 orang personil, yaitu @ BAGUS DHANAR DHANA (17/01/71) vokal dan bassis @ GABRIEL BIMO SULAKSONO (22/12/71) drummer @ RICY DAYANDANI a.k.a MITEN (23/09/71) gitar
Sekarang, posisi gitar, dan drummer digantikan oleh Christopher Bollemeyer (Den Coki), dan Eno Gitara Ryanto (Bang Eno). Hanya Om Bagus seorang saja yang tak tergantikan sebagai vokal, dan bassis tulen Netral.
Semula Netral hanya membawakan lagu-lagu dari band luar negeri saja seperti Nirvana, Sex Pistols, Sonic Youth, Alice in Chain, dll. Seiring dengan banyaknya pementasan, mendewasakan Netral untuk membuat album sendiri. Tahun 1994 dibawah naungan PT. Indosemar Sakti, Netral merilis album perdananya yang berjudul Wa...Lah dan berhasil terjual lebih dari 80.000 kopi baik kaset maupun CD. Pada tanggal 30 Juli 1996, netral merilis album keduanya yang berjudul TIDAK ENAK, dengan hits Bobo, Boring Day, dan Desaku, penjualan album kedua ini tidak kalah dengan album pertamannya.
Karir Netral kian mananjak, hingga band asing seperti Foo Fighters, Sonic Youth, dan Beastie Boys datang ke Indonesia pada acara Jakarta Pop Alternative Music Festival, Netral diminta tampil sebagai pendamping band mereka. dan tercatat lebih dari 50.000 orang menyaksikan pementasan Netral.
Selain sukses di pementasan, Netral juga masuk ke dalam nominasi BASF Award dalam kategori Pendatang Baru terbaik dalam Grup Rock Terbaik.
Album ketiga Netral dirilis pada tanggal 16 Januari 1998 dengan judul Album Minggu Ini. dengan disutradarai Rizal Mantovani, video klip Pucat Pedih Serang membuat penjualan album ini terus bertambah, didampingi dengan Lagu Kau, Dukun Kebo Ijo dan Selamat Datang menjadikan lagu-lagu Netral lebih diterima masyarakat. Bulan Juli 1998 Bimo mengundurkan diri dari Netral karena mau mencoba warna musik yang baru. Masa-masa tanpa Bimo diisi dengan beberapa additional Drummer, seperti: Hengky (Kindern), Tony Traxx (Kaktus), dan Eno (Djakarta). atas desakan produser, Netral harus segera mencari drummer tetap, pada akhirnya Eno lah yang terpilih menjadi drummer tetap Netral.
Eno ialah tipe drummer yang skillfull, powerfull, cepat, dan memiliki ciri khas tersendiri. Dilihat dari style dan performancenya, Eno sangat terinsiprasi oleh Travis Landon Barker, yang merupakan drummer dari Blink 182, Box Car Racer, The Transplants, dan Plus 44. Soal busana, Travis punya Famous Stars and Straps, Eno punya Racerkidz.
Bersama Eno, album keempat Netral pun dirilis, dengan judul PATEN pada tanggal 9 Juni 1999. penjualan album ini melesat jauh hingga 150.000 kopi. Pada bulan Juli 1999, Mas Dimas Djayadiningrat mambawa video klip Netral yang berjudul Nurani menjadi juara dalam Video Musik Indonesia untuk bulan Juli 1999/2000
Akhir bulan November 1999 Miten mengundurkan diri dari Netral untuk melanjutkan sekolahnya di Amerika, kekosongan sementara gitaris Netral diisi oleh beberapa additional seperti: Apoy, Damar (kakak kandung Miten), Deny Chasmala, dan Taras.
Mei 2000, Netral mengeluarkan the Best album yang diplesetkan menjadi Netral is The Best. berisikan 12 lagu hits Netral dari album pertama hingga keempat, ditambah 2 lagu baru: Cahaya Bulan dan Warna Biru. Tahun 2001, dengan 2 personil saja, Netral berhasil merilis album kelima mereka yang berjudul Oke Deh dengan hitsnya Bertarung. Tahun 2001 Netralmendapat Coki sebagai Gitaris baru mereka. bersama mantan Gitaris Basejam dan Drama ini, Netral merilisalbum keenam yang berjudul Kancut dengan video klip pertamanya I Love U. pada akhir 2003, Netral mengeluarkan klip keduanya berjudul Namanya Juga Netral. dengan aroma Bossas, dan beat kencang ala Netral yang powerfull disertai lirik yang lucu, menjadikan lagu ini sesuatu yang baru dan unik bagi pasar musik Indonesia.
Tanggal 7 Februari 2005, Netral mendirikan Kancut Record dan merilis album ketujuhnya sendiri yang berjudul Hitam. album ini hanya dicetak 7000 kopi saja disertai DVD pembuatan album tersebut, dan dijual melalui distro dan MTV Trax.
Bulan Juni 2005, Netral merilis album kedelapan mereka yang berjudul Putih. didukung kerja sama dengan Alfa Records sebagai distributor, album ini dirilis secara nasional, dengan hits Terbang Tenggelam, Sorry, Terompet Iblis, dan Dipantai Dikala Rembulan, Netral menembus angka 100.000 dalam penjualannya.
Tahun 2007 Netral kembali merilis album kesembilan mereka yang berjudul 9th. dengan hits nya Fatamorgana dan Garuda Didadaku. Netral juga mengisi Soundtrack dari film Laskar Pelangi yang berjudul Lintang.
Dibalik siklus hidup Netral, terkandung makna bebas, tanpa batasan, positif dan tidak pernah berpihak pada siapapun. hanya berpihak pada diri sendiri dan Tuhan yang Maha Esa diatas segalanya.
Bulan Juli, tahun 2005 yang lalu kami menjelajahi Taman Nasional Ujung Kulon, sebuah Taman Nasional diujung barat pulau Jawa seluas 120,551 ha yang juga merupakan tempat pelestarian Badak bercula satu di Indonesia yang kini populasinya kurang lebih hanya sekitar 50 ekor. Perjalanan kami dipimpin oleh ketua MAHITALA dari Universitas Parahyangan Bandung Bp. AmbrinSiregar, sosok “The Master”-nya Adventure bagi kami.
Setelah mempersiapkan semua peralatan, logistik, dan obat – obatan, perjalananpun dimulai. Dari meeting point, kami bertolak menuju Sumuran, memakan waktu hampir 6 jam perjalanan, melewati Serang, Anyer, Carita, Labuan, Pandeglang, dan akhirnya Sumuran. Kami menginap dirumah Bpk. Matang. Seorang nelayan yang juga menyewakan kapal untuk menunjang perjalanan kami ke TNUK. Kami disambut dengan hangat oleh keluarga Pak Matang, ikan bakar balado dengan nasi hangat jadi menu makan malam kami. Tak perlu diungkapkan rasanya, baru dilihat saja rasa egois diri sudah timbul untuk menyantapnya. Esok subuh petualangan kami dimulai. Dengan kapal boat berisikan 14 orang: 11 dari tim kami termasuk 2 orang porter, ditambah 2 ABK dan Pak Matang sendiri sebagai nahkodanya, kami menyeberangi Sumuran menuju Handeulem untuk mengurus semua perijinan masuk ke dalam teritorial TNUK. Perjalanan dilanjutkan menuju Cigenter, dimana terdapat sungai dan rawa yang penuh dengan pohon Mangrove dan Nipah sebagai penghambat erosi dan menunjang ekosistem sungai tersebut. Kami melakukan canoeing menelusuri muara sungai hingga kurang lebih 2 kilometer ke dalam. Cukup memacu adrenalin, ketika membayangkan apa yang ada dibawah air yang keruh sedalam kurang lebih 6-7meter, sementara kita hanya bergantung pada setengah belahan pohon yg disulap sedemikian rupa menjadi kano.
Perjalanan hari pertama ditutup dengan menuju pulau Peucang, yang merupakan pulau kedua terbesar di TNUK setelah Pulau Panaitan. Pasir putih yang halus seperti bedak terhampar luas disepanjang bibir pantai. Tidak jarang kami temui rusa-rusa liar, biawak, dan monyet-monyet berkeliaran di pulau tersebut. Tidak lengkap rasanya jika hanya menjelajahi daratan saja. Sementara yang lain mempersiapkan makan malam, kami ber-snorkeling disepanjang pantai. Dengan kedalaman kurang lebih 3-5 meter, kami temui ekosistem laut yang sangat beragam dengan karang-karang kecil yang indah dilengkapi dengan ikan-ikan karang yang bewarna-warni. Hanya semalam di Pulau Peucang kami lewati, dengan banyak pengalaman baru yang bisa membuat kita belajar untuk mensyukuri keagungan Yang Maha Kuasa.
Hari kedua kami menjelajahi isi pulau dengan berjalan menuju Karang Copong disebelah utara pulau. Dalam perjalanan, tidak jarang kami temui babi hutan, rusa dan biawak beserta sarang-sarangnya. tidak lebih dari 1 jam perjalanan kami tiba di sisi lain pulau, disini pasirnya besar-besar dan kasar, serta banyak sekali keong-keong dan kepiting kecil yang berhamburan disepanjang pantai. Tanpa disadari kelakuan kami berubah drastis, bernostalgia masa SD yang sering bermain lomba keong.
Diujung pulau terdapat bukit karang yang besar, tengahnya berlubang, tak lain dan tak bukan ialah Karang Copong. Cukup terjal kami naiki bukit karang itu, sesampainya diatas kami disambut dengan indahnya hamparan pantai utara dengan ombak yang sangat besar. Dari atas kami bisa melihat ikan-ikan yang sangat indah dan beragam bermain diantara karang-karang besar, sesekali hilang, kemudian muncul lagi. Tempat yang sangat cocok untuk mempelajari sesuatu yang baru: belajar membaca dan mengukur kompas, serta membaca peta gunung dan laut. Sudah hampir tengah hari kami kembali ke campuntuk makan siang. Santap siang kami ditemani dengan monyet-monyet liar yang sangat usil, mengobrak-abrik dan mengacak-acak makanan kami.
Perjalanan kami lanjutkan dengan menyeberang kembali ke pulau Jawa, menuju Cidaon. Hari ini kami akan trekking dari Cidaon sampai Cibunar, sama saja dengan membelah pulau Jawa, masuk utara keluar selatan. Perkiraan waktu 6-8 jam perjalanan. Sesampainya di Cidaon kami melihat grassing ground yang cukup luas, ialah area padang rumput yang digunakan para binatang untuk mencari makan dan berburu. TerdapatTouristObservationTower yang juga digunakan polisi hutan untuk memantau perkembangan satwa yang ada. Tanpa membuang waktu, kami mulai memasuki hutan dengan kepadatan pohon-pohon besar yang sangat tinggi. Semakin dalam semakin susah kita melihat langit, sesekali kami dengar kepakan sayap burung hornbill yang nyaris seperti baling-baling pesawat. Tidak jarang ditemui lintasan kecil anak sungai, airnya super jernih dan sangat layak untuk diminum, sambil mengumpulkan tenaga, kami beristirahat sejenak. Hari sudah semakin sore, perjalanan dilanjutkan. Suara jutaan serangga memekikkan telinga, sesekali kami berhenti untuk beristirahat. Hari sudah mulai gelap, adrenalin pun kembali terpacu. Mulai lelah, gelisah, mulai ingin cepat keluar hutan, mulai ingin cepat sampai. Lalu tiba-tiba Pak Ambrin menyuruh kami semua mematikan senter dan sumber cahaya lainnya, jantung mulai berdebar, pikiran sudah melanglang buana ke arah-arah yang negatif, begitu kami mematikan senter, ternyata kami dikelilingi oleh jamur-jamur yang menyala dengan indahnya. Kami tidak bisa melihat apa-apa, hanya sinar-sinar terang yang keluar dari jamur-jamur tersebut disepanjang jalan kami. Sebagian bewarna hijau, ada yang hijau kebiru-biruan. Benar-benar indah dan luar biasa. Itu semua menghilangkan rasa lelah dan gelisah yang sedari tadi sudah kami rasakan. Tak lama kemudian kami mendengar suara deburan ombak, kami percepat langkah dan kurang lebih 1 jam setelah itu akhirnya hutanpun habis, digantikan dengan hamparan samudra Indonesia yang tak berujung. Setelah dihitung, ternyata aktualisasi waktu tempuh perjalanan kami 11 jam, sangat jauh dari yang sudah diprediksikan, hiks.. Segera kami mencari lokasi yang tepat untuk mendirikan tenda. Tepat di muara sungai kami bermalam. Makan malampun kami santap tanpa pikir panjang, jangan hitung berapa kali kami nambah. Ternyata malam itu kami tidak sendirian, di seberang sungai kami melihat beberapa pasang mata yang sedang menatap keberadaan kami, dilihat dari tinggi jarak mata ke tanah itu adalah banteng-banteng. Kami mulai terbiasa dengan sambutan-sambutan penghuni hutan sampai pada suatu saat kami melihat sepasang masa yang tingginya tidak jauh dari tanah. Setelah lebih jeli kita melihat ternyata itu adalah si “Mbah”, yaitu Macan Kumbang yang cukup besar sedang memperhatikan kami. Sesekali bisa dilihat tutul nya yang terpantul dari cahaya api unggun kami. Sungguh hari dengan pengalaman-pengalaman hebat yang tidak terlupakan.
Hari ini kami hanya mengitari Cibunar, menikmati indahnya laut selatan dengan hempasan ombak raksasa, membersihkan diri di sungai, mandi bersama ikan-ikan kecil dan udang-udang muara. Menjelang sore, kami berjalan menuju laut, hamparan pantai yang luas ternyata diselimuti karang-karang yang terlihat karena surutnya air laut. Tanpa alas kaki kami berjalan menyelusuri pantai berkarang tersebut, sesekali kami temui kolam laut, merupakan kolam alami yang terbentuk dari cekungan karang sehingga menyerupai kolam, berisikian air laut serta beberapa biota laut seperti ikan–ikan karang, kepiting, bulu babi, dan kima-kima kecil yang tertinggal di dalamnya karena air yang surut. Sangat indah dan unik.
Esok hari kami kembali menuju Cidaon untuk melanjutkan perjalanan menuju Tangjung Layar, ialah titik paling barat Pulau Jawa. Kali ini perjalanan ditempuh hanya sekitar 9 – 10 jam dengan beberapa kali istirahat. Setelah sampai di Cidaon kami dijemput oleh ABK dari Bp. Matang. Setibanya di Tanjung Layar, hari sudah sore, kami langsung mencari camp site yang tepat. Ternyata ada mercusuar tua yang masih dipakai dan reruntuhan benteng-benteng Belanda yang membuat suasana menjadi sedikit seram. Tidak lama kemudian kami kembali menjumpai grassing ground, kali ini kami benar-benar berada di ujung barat pulau Jawa. Karena tidak ada sumber air bersih, terpaksa kami membersihkan diri di laut. Yap, bisa dibayangkan dimana sabun benar2 tidak ada gunanya disini, setelah mandi badan tetap lengket. Malam terakhir di TNUK kami hanya bisa berbaring, bercerita tentang semua pengalaman dalam perjalanan kami beratapkan langit yang diselimuti bilyaran bintang-bintang yang sangat luar biasa indahnya. Tidak jarang pula kami melihat bintang jatuh. Make a lot of your wish happen here..
Sebelum kami kembali ke Sumuran, sisa-sisa waktu kami isi dengan menikmati pemandangan yang sangat indah, bukit-bukit karang yang sangat besar membentengi kami dari hempasan ombak, dan ikan-ikan yang bewarna warni tidak hentinya bermain diantara karang-karang. Setelah kembali ke Sumuran, kami menginap kembali dirumah Bp. Matang. Tampaknya ikan bakar balado mananti lagi.
Sebuah pengalaman yang sangat luar biasa dan tidak akan pernah terlupakan. Petualangan tidak akan pernah berhenti selama kami masih bernafas.